3 Amalan yang Bisa Dimaksimalkan Selama Safar yang Disalahpahami Sebagai Bulan Sial

3 Amalan yang Bisa Dimaksimalkan Selama Safar yang Disalahpahami Sebagai Bulan Sial

MUI KALTENG – Safar, meskipun dalam tradisi Arab pra-Islam dianggap sebagai bulan yang membawa kemalangan, padahal dalam ajaran Islam sejatinya tidak berbeda dengan bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah.

Setiap bulan adalah karunia Allah SWT yang penuh berkah dan kemuliaan. Bulan Safar memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amalan sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ibadah yang dianjurkan.

Sebagai umat Islam, kita hendaknya memahami bahwa setiap waktu yang Allah berikan adalah kesempatan emas untuk beramal saleh. Tidak ada bulan yang hina atau terkutuk dalam Islam, karena semua ciptaan Allah adalah baik dan membawa hikmah.

Oleh karena itu, bulan Safar ini patut kita sambut dengan semangat untuk memperbanyak ibadah dan amalan yang dapat menambah ketakwaan serta mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Pertama, memperbanyak sedekah dan amal kebajikan

Dilansir dari mui.or.id Amalan pertama yang sangat dianjurkan di bulan Safar adalah memperbanyak sedekah dan berbagai bentuk amal kebajikan. Sedekah merupakan salah satu ibadah yang paling dicintai Allah SWT dan memiliki banyak keutamaan, baik bagi pemberi maupun penerima.

Dalam bulan Safar ini, kita dapat menjadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian sosial dan membantu sesama yang membutuhkan.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا إِلَيْهِ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنكُمْ بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ وَبِكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ، وَالْعَلَانِيَّةِ، تُؤْجَرُوا، وَتُنْصَرُوا، وَتُرْزَقُوا

“Wahai manusia, bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian mati. Bersegeralah kembali kepada-Nya dengan amal-amal saleh, sambunglah hubungan antara Tuhan dan kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, niscaya kalian akan diberi pahala, ditolong, dan diberi rezeki.”

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya sedekah dalam kehidupan seorang Muslim. Sedekah tidak hanya bermanfaat bagi yang menerima, tetapi juga membawa berkah berlimpah bagi yang memberi.

Di bulan Safar ini, kita dapat menyalurkan sedekah dalam berbagai bentuk, mulai dari memberikan bantuan kepada fakir miskin, membantu anak yatim, hingga berkontribusi dalam pembangunan fasilitas umum yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kedua, melaksanakan puasa Ayyamul Bidh

Amalan kedua yang sangat dianjurkan adalah melaksanakan puasa ayyamul bidh, yaitu puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah. Puasa ini merupakan sunnah muakkad yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT.

Pada bulan Safar, khususnya tanggal 13, 14, dan 15 Safar, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini sebagai bentuk ibadah tambahan yang dapat menambah pahala dan ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Dzar:

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah.”

Selain itu, dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَووْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga nasihat yang tidak akan aku tinggalkan hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur.”

Puasa ayyamul bidh ini dinamakan demikian karena dilaksanakan pada malam-malam terang benderang ketika bulan purnama bersinar dengan sempurna.

Selain memiliki keutamaan spiritual, puasa ini juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh karena memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat dan melakukan detoksifikasi alami.

Ketiga, memperbanyak dzikir dan doa

Amalan ketiga yang sangat dianjurkan di bulan Safar adalah memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah SWT. Dzikir merupakan salah satu ibadah yang paling mudah dilakukan namun memiliki pahala yang besar.

Melalui dzikir, hati menjadi tenang dan jiwa merasa dekat dengan Allah SWT. Di bulan Safar ini, kita dapat memperbanyak berbagai macam dzikir, mulai dari tasbih, tahmid, takbir, hingga istighfar. Allah SWT berfirman dalam Alquran:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45).

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya dzikir dalam kehidupan seorang Muslim dan bagaimana dzikir dapat menjadi kunci kesuksesan di dunia dan akhirat.

Selain dzikir umum, terdapat doa khusus yang dapat dibaca di bulan Safar untuk memohon perlindungan dari segala marabahaya dan keburukan. Doa tersebut adalah:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِييْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا ممُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bulan Safar adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui sedekah dan amal kebajikan, puasa ayyamul bidh, dzikir dan doa, kita dapat meraih berkah dan rahmat Allah SWT di bulan yang mulia ini.

Yang terpenting adalah konsistensi dalam beramal dan keikhlasan niat hanya karena Allah SWT. Setiap amalan, sekecil apapun, jika dilakukan dengan ikhlas dan istiqamah, akan mendatangkan berkah yang besar dalam hidup kita. (mui/red)

Prof. Dr. H. Khairil Anwar, M.Ag.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

Prof. Dr. H.M. Fatchurahman, M.Psi., M.Pd.

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah